Kenang-kenangan dari Festival MocoSik

Very late post. Ini acara yang saya datangi bulan Februari lalu. Mendadak saya ingat bahwa ada sesuatu yang menarik dari acara tersebut dan ingin saya bagi di sini. Acaranya berlangsung tiga hari di Jogja Expo Center, tapi saya hanya ikut satu hari dan satu sesi saja yaitu sesi bincang Buku dan Generasi Millennial. Selain karena daya tarik seorang news anchor sekelas Najwa Shihab, terdapat Glenn Fredly dan Tompi yang menjadi MC dalam acara itu. Selain itu, yang membuat saya rela begadang menyelesaikan pekerjaan—yang ternyata tetap saja terbengkalai—agar bisa berangkat ke Jogja pagi-pagi adalah karena ini kali pertama diadakan MocoSik, festival yang menggabungkan festival buku dengan musik. Sempat nggerundel, kok nggak dari kemarin, sih, diadakannya, waktu saya masih di Jogja, gitu. Tapi apa gunanya menggerutu? Jadi saya putuskan untuk mengikuti acara tersebut. Continue reading

My Crush

Sesekali menulis tentang cinta, boleh lah ya. Lagipula sepertinya tidak banyak yang akan menemukan saya di sini—dan semoga pemikiran ini benar. So,  my crush my inspiration. Ini bukan tentang kisah kasih di sekolah. Juga bukan tentang cinta bertepuk sebelah tangan. Ini tentang penggemar dengan idolanya. Penggemar itu adalah saya. Dan idolanya adalah seorang musisi. Continue reading

Mama Cake. Perjalanan ke Bandung Mencari Sekotak Brownies dengan Beragam Rasa Kehidupan

Ini film antara komedi, romantis, horor, dan religi, kumpul jadi satu selama kurang lebih satu setengah jam. Aktor dan aktris tanah air, baik senior maupun junior, juga kumpul jadi satu di sini. Tokoh utamanya, sih, ada tiga—Raka, Willi, Rio yang diperankan oleh Omesh, Boy William, dan Arie Dagienkz—tapi cameo-nya banyak, mulai dari cewek cantik di butik, pelayan di toko brownies, penjaga warnet, bos geng motor berikut mantan pacar dan anggotanya, perawat, sopir taksi, sampai pedagang kaki lima di dekat Gedung Sate. Satu lagi yang membuat film ini jadi tambah keren adalah hampir setiap detik dalam film ini sarat akan muatan pelajaran hidup. Continue reading

Proposal Daisakusen. Cinta di Masa Lalu, Sekarang, dan Nanti

Prodai, drama I love the most! Selain genre fantasi, saya termasuk tipe orang yang suka film melo-drama. Proposal Daisakusen a.k.a. Prodai ini adalah drama Jepang, jadi sekalipun melo-drama di dalamnya kerap dibumbui tingkah konyol para pemainnya. Prodai ini film jadul, tahun 2007, namun gelar the favorit drama movie tetap saya serahkan pada film ini. Awalnya saya kira saya akan memilih drama Korea, tetapi setelah dipikir ulang, tidak tidak. Saya tetap lebih suka drama ini daripada drama yang lain. Sensasi menonton drama ini seperti sedang nostalgia. Continue reading