Very late post. Ini acara yang saya datangi bulan Februari lalu. Mendadak saya ingat bahwa ada sesuatu yang menarik dari acara tersebut dan ingin saya bagi di sini. Acaranya berlangsung tiga hari di Jogja Expo Center, tapi saya hanya ikut satu hari dan satu sesi saja yaitu sesi bincang Buku dan Generasi Millennial. Selain karena daya tarik seorang news anchor sekelas Najwa Shihab, terdapat Glenn Fredly dan Tompi yang menjadi MC dalam acara itu. Selain itu, yang membuat saya rela begadang menyelesaikan pekerjaan—yang ternyata tetap saja terbengkalai—agar bisa berangkat ke Jogja pagi-pagi adalah karena ini kali pertama diadakan MocoSik, festival yang menggabungkan festival buku dengan musik. Sempat nggerundel, kok nggak dari kemarin, sih, diadakannya, waktu saya masih di Jogja, gitu. Tapi apa gunanya menggerutu? Jadi saya putuskan untuk mengikuti acara tersebut. Continue reading
Month: March 2017
My Crush
Sesekali menulis tentang cinta, boleh lah ya. Lagipula sepertinya tidak banyak yang akan menemukan saya di sini—dan semoga pemikiran ini benar. So, my crush my inspiration. Ini bukan tentang kisah kasih di sekolah. Juga bukan tentang cinta bertepuk sebelah tangan. Ini tentang penggemar dengan idolanya. Penggemar itu adalah saya. Dan idolanya adalah seorang musisi. Continue reading
Movie Soundtrack Terbaik Versi Saya Part 2
Awalnya saya berencana membuat tiga bagian tentang movie soundtrack, tapi jadi urung setelah kawan saya—sis Ceri—berkomentar blog ini jadi mirip portal perusahaan. Ha! Lagipula saya memang ingin segera beranjak ke tema lain, sih. Bilang aja bosen, dih! Oke, setelah lagu dari film-film Asia yang saya posting kemarin, apa lagi lagu OST favorit saya? Continue reading
Movie Soundtrack Terbaik Versi Saya Part 1
Merasa frustasi. Karena kehilangan mood menulis tentang film yang membahagiakan. Kan nggak seru nulis yang bahagia tapi ekspresinya berkerut-kerut. Maka kali ini saya mau bicara tentang musik saja. Musik-musik yang mengiringi jalannya cerita dalam film a.k.a original soundtrack alias OST. Musik.
Music is the literature of the heart, it commences where speech ends
Mama Cake. Perjalanan ke Bandung Mencari Sekotak Brownies dengan Beragam Rasa Kehidupan
Ini film antara komedi, romantis, horor, dan religi, kumpul jadi satu selama kurang lebih satu setengah jam. Aktor dan aktris tanah air, baik senior maupun junior, juga kumpul jadi satu di sini. Tokoh utamanya, sih, ada tiga—Raka, Willi, Rio yang diperankan oleh Omesh, Boy William, dan Arie Dagienkz—tapi cameo-nya banyak, mulai dari cewek cantik di butik, pelayan di toko brownies, penjaga warnet, bos geng motor berikut mantan pacar dan anggotanya, perawat, sopir taksi, sampai pedagang kaki lima di dekat Gedung Sate. Satu lagi yang membuat film ini jadi tambah keren adalah hampir setiap detik dalam film ini sarat akan muatan pelajaran hidup. Continue reading
Proposal Daisakusen. Cinta di Masa Lalu, Sekarang, dan Nanti
Prodai, drama I love the most! Selain genre fantasi, saya termasuk tipe orang yang suka film melo-drama. Proposal Daisakusen a.k.a. Prodai ini adalah drama Jepang, jadi sekalipun melo-drama di dalamnya kerap dibumbui tingkah konyol para pemainnya. Prodai ini film jadul, tahun 2007, namun gelar the favorit drama movie tetap saya serahkan pada film ini. Awalnya saya kira saya akan memilih drama Korea, tetapi setelah dipikir ulang, tidak tidak. Saya tetap lebih suka drama ini daripada drama yang lain. Sensasi menonton drama ini seperti sedang nostalgia. Continue reading